Bom Bunker

Senin 23 Jun 2025 - 10:14 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Yogi

Dari pengamat pergerakan pesawat diketahuilah sekitar empat buah B2 Spirit mulai bergerak meninggalkan Missouri. Di hari Jumat. Termasuk pesawat pengisi bahan bakar di udara. Diperkirakan mereka akan mendarat di Guam, pangkalan militer Amerika di Pacific, Sabtu.

Dari Guam mungkin akan terbang dulu ke pulau kecil Diego Garcia di Lautan Hindia. Pulau ini milik Inggris. Pulaunya tidak terlihat di peta --saking kecilnya. Lokasi Diego Garcia tidak terlalu jauh dari pulau yang Anda sudah tahu: Maldives.

Kalau B2Spirit itu yang menghancurkan Fordow memang akan menimbulkan radiasi yang luar biasa luas. Tapi Amerika tidak pernah malu. Ia tidak peduli apakah bukti yang dipakai alasan penyerangan itu identik atau otentik. Toh tidak ada konsekuensinya apa-apa. Misalnya dalam kasus senjata kimia pemusnah masal di Iraq. Meski Amerika salah bukti toh Iraq sudah telanjur hancur.

Kini yang dihadapi Amerika bukan Iraq. Ketika Saddam Hussein dihancurkan masih banyak rakyat Iraq yang ikut senang. Kondisi itu yang tidak akan sama di Iran.

Ketika saya baru selesai menulis paragraf di atas, tersiar kabar: Amerika baru saja menjatuhkan bom 30 ton ke sasaran Fordow. Sabtu lewat tengah malam. Trump sangat puas. Tidak ada lagi fasilitas nuklir di Iran. Ia puji-puji pasukan pengebomnya setinggi langit. Tidak ada tentara di dunia ini, katanya, yang mampu melakukan itu kecuali tentara Amerika.

Bahkan Trump juga mengatakan Amerika tidak hanya menghancurkan Fordow melainkan juga dua fasilitas nuklir Iran di utara: Natanz dan Isfahan.

Tentu semua itu benar-benar terjadi. Berarti para pengamat pergerakan pesawat kecele. Harusnya Sabtu malam B2Spirit baru tiba di Guam. Ternyata pesawat Siluman itu sudah melakukan aksi di tiga lokasi nuklir Iran.

Yang mengejutkan adalah: tidak muncul radiasi nuklir dari Fordow. Kalau benar Fordow dihancurkan mestinya terjadi radiasi yang hebat.

Apakah bom itu sedemikian hebatnya sehingga semua radiasi ikut terkubur di dalamnya yang sangat dalam? Atau ternyata Iran sudah mengosongkan Fordow sebelum diserang? Atau serangan itu hanya menyasar sebelah-menyebelahnya?

Media di Iran melaporkan Fordow memang diserang. Tapi baik-baik saja. Tentu kita sulit memverifikasi keterangan Iran itu secara independen. Yang jelas  penduduk Qom tidak mendengar letusan apa-apa. Padahal Fordow berada di provinsi Qom --hanya berjarak 35 Km dari Kota suci Syi'ah itu.

Pun soal keterangan Trump sudah menghancurkan Natanz dan Isfahan di Sabtu malam itu. Ini agak menggelikan. Dua lokasi itu sudah lebih dulu hancur oleh serangan Israel. Sudah lama. Lokasinya memang tidak di dalam tanah. Kenapa perlu dihancurkan lagi.

Penduduk Isfahan sendiri tidak merasakan apa-apa di Sabtu malam. Minggu pagi mereka beraktifikas seperti biasa. Mereka tetap berolahraga pagi di taman dan di jalan-jalan.

Kalau pun benar Trump sudah menghancurkan semua fasilitas nuklir Iran, lalu apa?

Selama ini Iran membalas serangan Israel dengan rudal dan drone. Hancurnya fasilitas nuklir tidak memengaruhi kemampuan Iran melakukan serangan balik. Kecuali sumber rudal itu dihancurkan.

Dengan hancurnya semua fasilitas nuklir, apa lagi alasan Israel untuk menyerang Iran? Apakah otomatis tidak ada lagi serangan ke Iran? Apakah embargo terhadap Iran bisa dicabut? Apalagi alasan baru untuk mengisolasi Iran?

Dengan hancurnya fasilitas nuklir itu siapa tahu Iran justru menjadi lebih berkonsentrasi pada pembangunan ekonomi. Dalam keadaan diisolasi puluhan tahun saja kemajuan Iran begitu nyata. Apalagi kalau tidak ada lagi gangguan.

Kategori :

Terkait

Senin 23 Jun 2025 - 10:14 WIB

Bom Bunker

Minggu 22 Jun 2025 - 10:28 WIB

Teheran Baku

Sabtu 21 Jun 2025 - 07:50 WIB

Kura Israel

Jumat 13 Jun 2025 - 21:38 WIB

7 Solusi Terbaik Atasi Anti Aging