Komitmen ini turut mendukung visi Ekonomi Biru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), khususnya dalam memperluas dan meningkatkan efektivitas kawasan konservasi laut hingga mencakup 30% wilayah perairan nasional pada 2045 (visi 30x45).
Selain itu, Memastikan perlindungan fungsi ekosistem penting dalam menjaga ketahanan pangan laut melalui praktik perikanan yang terukur dan berkelanjutan.
Melalui pengelolaan kawasan konservasi yang optimal, diharapkan praktik perikanan tangkap dan budidaya yang ramah lingkungan dapat terus ditingkatkan, sekaligus memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan negara dari sektor perikanan di pesisir dan laut, yang saat ini telah mencapai Rp116 triliun (Sumber: PDSI KKP 2022).
Melalui visi 30x45, Indonesia menargetkan pengelolaan efektif terhadap kawasan konservasi dan Other Effective Area-based Conservation Measures (OECM), sejalan dengan kerangka kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal.
Komitmen ini menjadi langkah strategis dalam menjembatani kebutuhan konservasi dengan agenda nasional seperti ekonomi biru, ketahanan pangan, dan penguatan kearifan lokal.
Dalam forum UNOC3, Indonesia juga menyuarakan pentingnya kerja sama global dalam pengembangan kapasitas, penelitian, perencanaan ruang laut, serta transfer teknologi untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 14.
Pemerintah Indonesia berhasil mendorong pengakuan terhadap inisiatif kawasan Asia-Pasifik tentang aksi iklim berbasis laut (Ocean-Based Climate Action/OBCA) dan menjadikannya bagian dari diskursus internasional.
Kehadiran Indonesia di UNOC3 dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.