Serangan Dompet

Selasa 17 Jun 2025 - 13:29 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Yogi

Saya melihat sendiri pembangunan instalasi LNG itu sedang dikerjakan. Ritme pengerjaannya terasa lambat. Iran dalam posisi sedang diisolasi oleh Amerika. Hanya terlihat satu crane besar yang beroperasi. Crane itu merek Amerika –mungkin sisa sebelum diboikot.

Saya berdiri di pinggir pantai Selat Hormuz. Saya mencoba memandang ke arah barat. Mata saya sampai saya picingkan. Saya ingin melihat apakah daratan Qatar terlihat di seberang sana: tidak terlihat. Berarti selat ini lebih lebar dari selat Sunda. Di Sunda kita bisa melihat daratan Lampung dari pantai Banten.

Di tengah laut inilah dompet gemuk Iran tersimpan. Persis di tengah antara Iran dan Qatar. Kalau garis perbatasan dua negara itu digoreskan di atas laut, posisi garisnya persis di tengah dompet itu.

Berarti dompet tersebut milik bersama Iran dan Qatar. Atau milik Qatar dan Iran. Cadangan gas yang ada di dalamnya terbesar di dunia: 1.800 triliun tcf. Luasnya dompet tersebut: 9.700 km –hampir 10.000 km2.

Iran tidak cepat-cepat menyedot gas itu dari sisi timur. Iran masih harus menunggu pembangunan instalasi LNG-nya selesai dibangun. Lambat. Posisi Iran yang sedang diisolasi membuat proyeknya tidak lancar.

Hebatnya, akhirnya Iran bisa. Tanpa barat, Iran mampu membangun proyek LNG yang teknologinya sangat tinggi itu.

Meski lambat tapi selamat. Instalasi itu akhirnya berhasil terbangun. Banyak yang heran: bagaimana Iran mampu membangun proyek petro chemical berteknologi tinggi secara mandiri.

Saya ikuti terus perkembangan pembangunan instalasi gas itu. Iran pun menyedot gas di selat Hormuz itu dengan sekuat tenaga.

Anda sudah tahu perkembangan terakhir: Iran sudah menyedot gas itu tidak hanya dari satu tempat. Kini penyedotannya sudah dari 30 blok.

Padahal saat saya ke sana baru mulai phase 1. Disebut juga phase pilot proyek. Phase 1 itu ditangani oleh Petropars, perusahaan minyak Iran sendiri.

Dibendung seperti apa pun Iran berhasil menyedot gas dari dompet terbesar di dunia itu dari arah timur. Tentu Iran tidak mau gas yang sama disedot terus oleh Qatar dari arah barat.

Qatar, dengan bantuan barat sudah lebih dulu menyedotnya. Qatar start lebih dulu. Daya sedotnya pun lebih besar dari yang dilakukan Iran.

Israel tidak senang atas sukses Iran itu. Maka instalasi gas itu dirudal. Terbakar. Rusak. Penyedotan gas pun terhenti.

Tidak seluruhnya. Dari 30 phase hanya satu yang dirudal Israel. Itu pun cepat diperbaiki. Berhasil diperbaiki. Tapi Iran sangat marah atas tindakan Israel itu.

Tentu Iran tidak sembarang merudal. Dari 30 phase itu ada juga yang dimiliki Iran bersama negara lain. Misalnya phase dua dan tiga. Yang mengerjakan adalah Petronas Malaysia bersama Gazprom Rusia. Malaysia begitu nekat. Malaysia berani melangkah masuk Iran.

Pashe 4 dan 5 dikerjakan bersama Agip. Phase 6 dan 8 dikerjakan oleh Korea Selatan khusus untuk dikirim ke Korsel.

Kategori :

Terkait

Selasa 17 Jun 2025 - 13:29 WIB

Serangan Dompet

Sabtu 03 Aug 2024 - 08:09 WIB

Rahasia Haniyeh

Kamis 18 Apr 2024 - 10:00 WIB

Perang Bukan