BACA JUGA:KAI Logistik Distribusikan 38.000 Ton Produk Perikanan dengan KA Kontainer Berpendingin
Di tengah tantangan tingginya biaya operasional, khususnya pada layanan last-mile delivery, KAI Logistik turut berupaya melakukan efisiensi melalui optimalisasi rute pengiriman dan pemanfaatan teknologi.
Studi oleh Sutandi dkk. (2021) dalam Jurnal Logistik Indonesia, menyebutkan bahwa pada layanan Last-mile delivery, biaya operasional yang tinggi, termasuk biaya bahan bakar, teknologi, dan tenaga kerja, menjadi beban besar bagi perusahaan logistik. Optimalisasi rute pengiriman dan pemanfaatan teknologi dapat membantu menekan biaya tanpa mengorbankan kualitas layanan.
Salah satu solusi yang telah diimplementasikan adalah pengembangan program Gerai, yaitu sistem kemitraan untuk titik layanan atau dropping point. Dalam sistem ini, mitra hanya menerima barang dari pelanggan dan selanjutnya proses pengiriman akan dikelola oleh petugas operasional KALOG Express. Model ini memungkinkan efisiensi distribusi dan memperluas jangkauan layanan ke berbagai wilayah.
BACA JUGA:Libur Idul Adha 2025, KALOG Express Hadirkan Layanan Logistik Inklusif
“Ke depan, KAI Logistik berkomitmen untuk terus meningkatkan dan memperluas layanan retail logistik. Salah satu pengembangan strategis yang tengah dieksplorasi adalah layanan cold chain logistics, termasuk penyediaan sarana cold storage dan kendaraan angkut berpendingin, untuk mendukung pengiriman produk-produk yang sensitif terhadap suhu. Selain itu, perusahaan juga akan menambah jumlah service point berbasis pemetaan wilayah dan potensi komoditas unggulan,” ungkap Riyanta.
BACA JUGA: Layanan Pengiriman Hewan Peliharaan KAI Logistik Meningkat 30 Persen
Selanjutnya dengan berbagai langkah tersebut, KAI Logistik optimistis mampu memperkuat perannya dalam mendukung pertumbuhan industri logistik nasional sekaligus memberikan solusi pengiriman yang efisien, cepat, dan terpercaya kepada masyarakat.(*)