KORANOKUTIMURPOS – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) menunjukkan komitmen kuat dalam meningkatkan produksi pangan dengan menggelar rapat koordinasi (Rakor) percepatan kegiatan Optimasi Lahan (Opla) dan Cetak Sawah tahun 2025. Rakor yang dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alamsyah l, S.STP.,M.T., dipimpin oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru didampingi Wakil Gubernur H. Cik Ujang di Ruang Rapat Bina Praja.
Rakor ini bertujuan untuk memperkuat sinergitas dan koordinasi antar berbagai pihak terkait, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, hingga instansi vertikal dan perguruan tinggi, demi kelancaran dan efektivitas program Opla dan Cetak Sawah. Fokus utama dalam rapat ini adalah memastikan kesiapan lahan yang clean and clear sehingga proses pengerjaan dapat berjalan tanpa hambatan.
Gubernur Herman Deru dalam arahannya menyampaikan bahwa terpilihnya Sumsel sebagai salah satu target utama program Opla dan Cetak Sawah secara nasional bukan hanya karena kekayaan alam yang dimiliki, namun juga karena kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengimplementasikan program tersebut.
"Kita harus betul-betul siap. Kerja kita ditargetkan 25% atau dari 3 juta gabah kering yang ada saat ini. Intensifikasi dan ekstensifikasi sangat penting, maka bagaimana kita mengelola ini dengan baik. Ayo kita dorong, jika ada hambatan, segera kita selesaikan bersama," tegas Gubernur HD.
Lebih lanjut, Gubernur Deru menekankan bahwa Sumsel telah membuktikan kekuatannya dalam swasembada pangan. Sebelumnya, Sumsel berada di peringkat ke-8 nasional sebagai penghasil padi, dan kini telah berhasil naik ke peringkat ke-5. Dengan adanya program Opla dan Cetak Sawah yang dipercepat ini, Sumsel menargetkan untuk dapat mencapai peringkat ke-3 nasional sebagai produsen padi.
Sementara itu, Dirjen PSP Kementan Andi Nur Alamsyah l, S.STP.,M.T., menyatakan komitmen penuh Kementan untuk mendukung pelaksanaan program Opla dan Cetak Sawah di Sumsel. Ia menyampaikan bahwa target Corporate Social Responsibility (CSR) untuk program ini di Sumsel pada tahun 2025 adalah seluas 150.000 hektar. Adapun progres kontrak Survey, Investigation, and Design (SID) tahap I telah mencapai 5.000 hektar dan tahap II seluas 11.400 hektar, sehingga percepatan pelaksanaan kontrak menjadi krusial untuk mencapai target yang diinginkan.
BACA JUGA:BKMT Harus Hadir hingga Desa dan Jadi Pelopor Manfaat untuk Umat
"SID akan menjadi penentu dalam pengelolaan cetak lahan sawah. Pastikan percepatan SID-nya, sehingga Senin, kabupaten/kota bisa menjalankan kontrak SID. Untuk semua tenaga teknisnya, kami siap membantu, silakan tentukan pilihannya, tentu kami bantu. Untuk Sumsel, gunakan E-Katalog saja agar jalannya cepat," ujar Dirjen Andi, memberikan arahan dan solusi kepada para peserta rapat yang berasal dari berbagai kabupaten/kota serta perwakilan universitas.
Dirjen Andi juga menekankan pentingnya transparansi dan efisiensi dalam pelaksanaan program ini, serta mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dan berkolaborasi secara aktif. Pemanfaatan E-Katalog diharapkan dapat mempercepat proses pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam program Opla dan Cetak Sawah.
Rakor ini dihadiri oleh para Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dari berbagai kabupaten/kota di Sumsel, perwakilan dari Universitas di Sumsel yang memiliki keahlian di bidang pertanian, serta para pejabat terkait dari Pemprov Sumsel dan Kementan. Semangat kebersamaan dan optimisme terlihat jelas dalam rapat ini, menunjukkan kesiapan Sumsel untuk mengakselerasi program Opla dan Cetak Sawah demi mewujudkan ketahanan pangan yang lebih kuat dan mencapai target produksi padi nasional.