PALEMBANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menargetkan luas panen padi meningkat 12,39 persen atau mencapai 564,36 hektare pada Tahun 2024.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono kepada awak media pada Selasa 23 Januari 2024.
"Tahun 2024 target kita naik mencapai 564,36 hektare atau meningkat 62,204 hektare atau 2,39 persen dari tahun 2023," ungkapnya.
Bambang Pramono menjelaskan, luas panen pada 2023 lalu tercatat hanya 502,16 hektare atau turun dibanding luasan tahun 2022 yang seluas 513,37 hektare.
Penurunan hasil panen tersebut disebabkan fenomena El Nino yang menyebabkan beberapa lahan tidak bisa melakukan penanaman.
“Luas panen menurun dibandingkan dengan Tahun 2022 karena tanah yang ditanami berkurang akibat fenomena El Nino. Oleh karena itu, target panen padi pada Tahun 2024 adalah 564,36 hektare meningkat sebanyak 62,204 hektare (12,39 persen) dari tahun 2023," jelasnya.
Lanjut Bambang menuturkan, dalam meningkatkan produksi, Pemprov Sumsel akan mendukung beberapa lokasi lahan yang masih belum optimal.
"Khususnya lahan sawah dengan produksi di bawah 5 ton. Bantuan akan diberikan melalui dana APBD I dan APBN," tuturnya.
Kendati itu Bambang menyebutkan meskipun luas panen berkurang, produktivitas Sumsel menunjukkan kinerja positif dengan rata-rata hasil panen padi tahun 2023 mencapai 5,5 ton per hektare.
"Atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,4 ton per hektare," tukasnya.
Adapun berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil panen padi pada umumnya :
1. Pemilihan Varietas Unggul
Pilih varietas padi yang unggul dan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Varietas yang tahan terhadap penyakit, hama, dan cuaca ekstrem dapat meningkatkan hasil panen.
2. Pengelolaan Tanah yang Baik
Praktik pengelolaan tanah yang tepat, seperti pemupukan yang sesuai dan pengendalian gulma, membantu meningkatkan kesuburan tanah dan meminimalkan persaingan dengan tanaman padi.
3. Penggunaan Pupuk Organik
Menggabungkan pupuk organik dapat meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki struktur tanah, dan memberikan nutrisi secara bertahap, yang dapat meningkatkan produktivitas padi.
4. Pengairan yang Efisien
Terapkan sistem pengairan yang efisien, seperti irigasi tetes atau irigasi berbasis teknologi, untuk memastikan tanaman padi mendapatkan jumlah air yang optimal tanpa pemborosan.
5. Manajemen Penyakit dan Hama
Implementasikan strategi pengendalian penyakit dan hama yang efektif, seperti pemantauan rutin, penggunaan varietas tahan, dan penggunaan agen pengendalian biologis.
6. Teknologi Pertanian Terkini
Manfaatkan teknologi pertanian terkini, seperti sensor tanah dan drone, untuk memantau kondisi tanaman, memprediksi penyakit, dan memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
BACA JUGA:Petani Sawah Tadah Hujan Martapura mulai Semai Padi, Hadapi Masa Tanam Pertama
7. Pemupukan Berimbang
Pastikan pemupukan berimbang dengan memahami kebutuhan nutrisi tanaman padi pada setiap tahap pertumbuhannya.
8. Pengelolaan Sumber Daya Air
Kelola sumber daya air dengan bijak, termasuk pemanfaatan air hujan dan pengoptimalan penggunaan air irigasi untuk mendukung pertumbuhan optimal padi.
BACA JUGA:Wujudkan Gerakan Merdeka Pangan, TP PKK Gelar Panen Sayuran Hidroponik
9. Rotasi Tanaman
Praktik rotasi tanaman dengan tanaman padi alternatif untuk menghindari penumpukan penyakit dan hama serta mempertahankan keberagaman tanah.
BACA JUGA:Energi Surya Bukit Asam (PTBA) Pacu Hasil Panen Petani di Sawahlunto
10. Pendidikan dan Pelatihan
Terus berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan bagi petani untuk memperkenalkan mereka pada praktik pertanian terbaik dan pengetahuan terkini.(*)