“AIGIS menjadi wadah bagi kita semua untuk membahas solusi nyata dalam mengatasi tantangan rantai pasok industri hijau, khususnya terkait bahan baku daur ulang. Dengan pendekatan circular economy yang lebih kuat, kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor, memperkuat daya saing industri dalam negeri, dan mendorong pertumbuhan pasar domestik yang lebih berkelanjutan,” tambahnya.
Dampak bagi Industri Manufaktur dan Pasar Domestik
Dengan dukungan GISCO dan penerapan prinsip circular economy yang lebih kuat, diharapkan sektor industri manufaktur Indonesia dapat mengurangi biaya produksi dengan optimalisasi bahan baku daur ulang dalam negeri, serta meningkatkan daya saing produk lokal di pasar domestik dan global dengan produk yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu juga dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku daur ulang yang selama ini menjadi tantangan utama industri, serta mendukung pencapaian target net-zero emissions melalui efisiensi energi dan penerapan teknologi hijau di sektor manufaktur.
Guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin mengundang seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri, akademisi, dan masyarakat umum, untuk berpartisipasi dalam AIGIS 2025. Informasi lebih lanjut mengenai acara ini dapat diakses melalui situs resmi di laman https://aigis-moi.id/.
“Kami juga akan mengajak pemain industri global untuk membuka dan melabarkan sayap industrinya di Indonesia, agar terjadi sharing technology, knowledge dan tentunya pembukaan lapangan kerja,” pungkas Menperin.
Tentang AIGIS
Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian untuk mempromosikan transformasi industri menuju praktik yang lebih hijau dan berkelanjutan. AIGIS berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui industri hijau.