Cetak SDM Industri Kompeten, Kemenperin Bidik Gen Z Ikuti Diklat 3in1
Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten menjadi salah satu faktor penting dalam memajukan sektor industri manufaktur nasional.--
KORANOKUTIMURPOS.ID -Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten menjadi salah satu faktor penting dalam memajukan sektor industri manufaktur nasional.
Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk memanfaatkan bonus demografi yang dinikmati Idonesia guna mendorong percepatan pembangunan di Indonesia.
“Bonus demografi ini harus dimanfaatkan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi nasional dan pengembangan inovasi untuk mendorong peningkatan daya saing industri manufaktur kita,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.
Guna membidik sasaran tersebut, Kementerian Perindustrian memiliki program Diklat 3 in 1 untuk mencetak SDM industri yang kompeten dan siap kerja. Program ini dijalankan di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
"Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) berkomitmen untuk terus berperan aktif meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Indonesia,” ungkap Kepala BPSDMI Masrokhan.
BACA JUGA:Kemenparekraf Dukung Pengembang Gim Indonesia, Unjuk Gigi di Tokyo Game Show 2024
BACA JUGA:Erick Thohir Berharap Sepakbola Indonesia Terus Usung Persatuan dan Perdamaian
Salah satu program Diklat 3in1 yang rutin diselenggarakan oleh BDI Jakarta, yakni Diklat 3in1 untuk Operator Sewing dan Perawatan Berkala Sepeda Motor. Beberapa waktu lalu, Kepala BPSDMI membuka secara resmi Diklat 3in1 tersebut di BDI Jakarta.
Diklat Operator Sewing diikuti sebanyak 70 peserta yang dilaksanakan selama 12 hari, sedangkan Diklat Perawatan Berkala Sepeda Motor diikuti 30 orang dengan waktu 14 hari. Peserta berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti Bandung Barat, Garut, Tasikmalaya, Bogor, Pangandaran, dan Depok.
“Generasi muda, khususnya generasi Z, memiliki potensi yang luar biasa. Namun, potensi ini perlu diasah dan dikembangkan lagi melalui pelatihan-pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini,” lanjut Masrokhan.
Adapun tenaga pengajar diklat tersebut berasal dari widyaiswara, praktisi, asosiasi dan tim pengajar yang berpengalaman di bidang pendidikan dan pelatihan. Kepala Pusdiklat SDM Industri BPSDMI Kemenperin, Saiful Bahri memaparkan tiga metode pengajaran yang digunakan pada kedua diklat tersebut.
“Diklat ini menerapkan teori terkait pengetahuan dan penguatan attitude dalam proses kerja di industri garmen dan perbengkelan, praktik dalam penguasaan kompetensi diklat juga sesuai dengan tuntutan kurikulum, serta uji kompetensi dan sertifikasi profesi,” jelas Saiful.
BACA JUGA:Menparekraf: Desa Wisata Harus Didukung dengan Penyelenggaraan Event
BACA JUGA:Irjen Pol Andi Rian R Djajadi SIK MH Jabat Kapolda Sumsel Yang Baru