Kemenpora Gelar Bincang Literasi Sambut HUT Kemerdekaan Ke-79 RI

// Pada edisi kedelapannya ini Bincang Literasi mengangkat tema “Membangun Negeri dengan Literasi”.--

KORANOKUTIMURPOS -Dalam rangka menyambut peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI melalui Perpustakaan Pungkas Tri Baruno (PTB) menggelar acara “Bincang Literasi”, di Media Center Kemenpora RI, Jalan Gerbang Pemuda Nomor 3, Senayan, Jakarta. 

Pada edisi kedelapannya ini Bincang Literasi mengangkat tema “Membangun Negeri dengan Literasi”. “Hari ini kita bicara tentang literasi dan kemerdekaan. Kebetulan ini dalam rangka untuk merayakan hari ulang tahun ke-79 kemerdekaan Republik Indonesia,” kata Sekretaris Kemenpora (Sesmenpora) Gunawan Suswantoro yang membuka acara.

Disampaikan, literasi dan kemerdekaan saling berkaitan satu sama lain. Literasi salah satunya berhubungan dengan kegiatan menulis, sementara untuk menulis diperlukan setidaknya kemerdekaan pikiran supaya mampu mengeksplorasi apa yang hendak ditulis.

“Definisi minimal literasi itu adalah kemampuan untuk menulis dan membaca, walaupun dalam perkembangannya bahwa literasi itu bukan hanya tentang menulis membaca, tetapi juga tentang literasi digital,” jelas Sesmenpora.

BACA JUGA:Kemenparekraf Hadirkan Warung Rojali Spesial HUT Ke-79 Kemerdekaan RI Tahun 2024

Kegiatan Bincang Literasi kali ini menghadirkan Maman Suherman, sosok penulis, pegiat literasi, serta konsultan media dan kreatif kenamaan Indonesia. Pria yang karib disapa Kang Maman ini membahas perihal literasi serta kaitannya dengan perpustakaan dan juga berbagi pengalamannya sebagai pegiat literasi.

Maman menyebut, literasi bukan hanya tentang membaca tulis-numerasi. Melainkan memiliki peran dalam mengurangi ketertinggalan, keterbelakangan, ketidakberdayaan, dan kemiskinan.

“Literasi meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman, dan pemberdayaan dalam berbagai bidang,” ujarnya.

Menurut Maman, perlu dilakukan pembenahan pada setiap perpustakaan sebagai jantung literasi di Indonesia untuk dapat menjalankan fungsinya dengan maksimal. Salah satu yang menjadi perhatian yaitu masih minimnya pustakawan sebagai penggerak aktivitas di perpustakaan.

“Perpustakaan Indonesia terbanyak kedua di dunia, tetapi lebih dari 50 persen tidak memiliki pustakawan. Indonesia kekurangan hampir setengah juta pustakawan, hal ini yang perlu menjadi perhatian,” terang Maman.

Dalam kaitan dengan literasi, pembenahan perpustakaan merupakan hal yang penting dilakukan. Sehingga dalam menjalankan peran literasinya, perpustakaan haruslah hidup. Masyarakat pun perlu mendapatkan akses yang mudah ke perpustakaan yang tidak berbelit-belit.

BACA JUGA:Menkominfo Serukan Lawan Judi Online dengan Semangat Kemerdekaan

“Akses masyarakat untuk ke perpustakaan harus dipermudah. Misalnya keberadaan perpustakaan di suatu gedung instansi, semestinya berada di lantai pertama yang mudah dicapai. Perpustakaan semestinya juga tidak terbatas pada sekat-sekat atau ruangan,” jelas Maman.

arenanya Maman memberikan apresiasi kepada Kemenpora yang telah menghidupkan perpustakaannya melalui beragam kegiatan yang dilakukan. Salah satunya melalui gelar wicara Bincang Literasi yang rutin digelar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan